Naga adalah sebutan umum untuk makhluk
mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa. Makhluk ini muncul
dalam berbagai kebudayaan. Pada umumnya berwujud seekor ular besar,
namun ada pula yang menggambarkannya sebagai kadal bersayap.
Istilah
naga merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuna yang
bermakna "ular". Dalam naskah Mahabharata dikisahkan bahwa para Naga
merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkimpoiannya dengan Dewi Kadru.
Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki,
Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra.
ini dia anatominya
Bangsa
Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang sepupu berwujud burung dan
disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama Aruna dan Garuda, yang
merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan
demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga
sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan
sering terlibat perselisihan.
Di
antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di
antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup
bertapa menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular,
bergelar Ananta
Dalam
tradisi Cina juga terdapat makhluk bernama Liong atau Lung yang umumnya
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk ini
digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk,
sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga versi India.
Naga
versi Cina dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin
topan. Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama
ia selalu dihormati. Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci
yang belum bisa masuk surga. Biasanya roh orang suci menjelma dalam
bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam
waktu lama. Setelah tubuhnya memebesar, ia bangun dan terbang menuju
surga.
Sebagian
ilmuwan berpendapat, naga Cina merupakan makhluk khayal yang diciptakan
oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dinosaurus. Makhluk
ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan istilah Ryu.
Naga
dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap
sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau
tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan
dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.
Menurut
budaya Kalimantan, alam semesta merupakan perwujudan "Dwitunggal
Semesta" yaitu alam atas yang dikuasai oleh Mahatala atau Pohotara, yang
disimbolkan enggang (burung), sedangkan alam bawah dikuasai oleh Jata
atau Juata yang disimbolkan sebagai naga (reptil). Alam atas bersifat
panas (maskulin) sedangkan alam bawah bersifat dingin (feminim). Manusia
hidup diantara keduanya.
Dalam
budaya Banjar, alam bawah merupakan milik Puteri Junjung Buih sedangkan
alam atas milik Pangeran Suryanata. Setelah berkembangnya agama Islam,
maka oleh suku Banjar alam atas dianggap dikuasai oleh Nabi Daud,
sedangkan alam bawah dikuasai oleh Nabi Khidir Dalam arsitektur rumah
Banjar, makhluk naga dan burung enggang diwujudkan dalam bentuk ukiran,
tetapi sebagai budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang
tidak memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka bentuk-bentuk
makhluk bernyawa tersebut disamarkan atau didistilir dalam bentuk
ukiran tumbuhan.
Mitos dan
dongeng rakyat tentang naga juga telah tumbuh di dunia Barat sejak
berabad-abad silam. Naga di dunia Barat digambarkan sebagai kadal besar
dengan 2 tangan dan 2 kaki yg memiliki sayap begitu besar, juga memiliki
kemampuan untuk menyemburkan lidah-lidah api dan digambarkan memiliki
gua bawah tanah. Naga seperti ini adalah naga yang terlihat dalam film
Harry Poter : And The Goblet Of Fire. Naga ini selalu digambarkan
memangsa manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar